Lubang hitam sering digambarkan sebagai “gerbang misterius” yang mungkin bisa menghubungkan satu titik ke titik lain di jagat raya.
Ringkasan
- Lubang hitam masih menyimpan misteri besar, terutama soal paradoks informasi.
- Teori wormhole dianggap tidak konsisten dengan hukum fisika yang ada.
- Alternatifnya, teori fuzzball dari string theory lebih masuk akal.
SEBUAH penelitian terbaru memberi jawaban tegas, lubang hitam bukanlah wormhole atau pintu ajaib antar-dimensi seperti di film fiksi ilmiah.
Lubang hitam adalah salah satu objek paling membingungkan di alam semesta. Benda ini terus-menerus membuat fisikawan garuk kepala karena sifatnya yang seolah-olah “melanggar” hukum fisika yang kita pahami.
Salah satu masalah klasiknya adalah Information Paradox, begitu sesuatu masuk ke lubang hitam, informasinya seolah hilang selamanya. Padahal, dalam hukum fisika, informasi tidak boleh benar-benar lenyap.
Mendiang Stephen Hawking pernah menyoroti paradoks ini. Penelitian lanjutan menunjukkan bahwa lubang hitam perlahan bisa menguap lewat radiasi Hawking, sehingga informasi yang masuk kemungkinan tetap tersimpan.
Tapi bagaimana caranya? Itulah misteri besar yang masih dicoba dipecahkan.
Salah satu pendekatan datang dari string theory. Teori ini beranggapan bahwa partikel-partikel dasar di alam semesta sebenarnya adalah “senar” kecil yang bergetar.
Meski masih kontroversial, string theory punya daya tarik karena bisa menawarkan jawaban atas pertanyaan yang sulit.
Nah, di sinilah muncul dua ide menarik:
- Wormhole – lubang hitam dianggap sebagai terowongan kosmik yang menghubungkan dua titik ruang-waktu berbeda. Gagasan ini populer di film seperti Interstellar.
- Fuzzball – alternatif dari string theory yang menyatakan bahwa lubang hitam bukanlah ruang kosong dengan massa di titik pusat, melainkan gumpalan “senar” yang kusut dan menyebar ke seluruh volumenya.
Profesor Samir Mathur dari Ohio State University, salah satu penggagas teori fuzzball sejak 18 tahun lalu, baru-baru ini menguji kembali kedua ide itu.
Hasilnya? Menurut penelitian yang terbit di Turkish Journal of Physics, pendekatan wormhole ternyata tidak konsisten dengan fisika yang kita pahami.
“Setiap versi wormhole yang diuji tidak bisa berdiri secara konsisten,” jelas Mathur. Sebaliknya, model fuzzball lebih sesuai dengan perhitungan string theory.
Ia menggambarkan lubang hitam bukan sebagai “ruang kosong yang menelan segalanya”, melainkan sebagai bola kusut energi yang terus memancarkan informasi.
Temuan ini tidak serta-merta menutup kemungkinan adanya fenomena aneh lain di balik lubang hitam.
Namun, untuk saat ini, ide bahwa lubang hitam adalah pintu menuju alam semesta lain tampaknya lebih cocok tinggal di dunia fiksi ilmiah ketimbang di laboratorium fisika.
Yang jelas, lubang hitam tetap menjadi “laboratorium kosmik” yang luar biasa, tempat para ilmuwan menguji batas pemahaman kita tentang alam semesta, gravitasi, hingga hukum kuantum.
Dan siapa tahu, riset ini bisa membuka jalan bagi pemahaman baru tentang realitas.
Disadur dari IFL Science.

إرسال تعليق