Jamur Purba yang Menyiapkan 'Kehidupan' di Daratan Dunia

Jauh sebelum pohon pertama tumbuh di Bumi, daratan tandus kita mungkin sudah lebih dulu “dihidupkan” oleh jamur purba


Jauh sebelum pohon pertama tumbuh di Bumi, daratan tandus kita mungkin sudah lebih dulu “dihidupkan” oleh jamur purba.Foto Ilustrasi: Johannes Havn/Pexels


Ringkasan 

  • Jamur ternyata sudah ada 900 juta hingga 1,4 miliar tahun lalu—jauh sebelum tumbuhan darat muncul.
  • Temuan ini menunjukkan bahwa jamur mungkin berperan dalam membentuk tanah dan daur nutrisi awal di Bumi.
  • Penelitian menggunakan pendekatan baru yang menggabungkan fosil dan transfer gen horizontal untuk melacak asal-usul kerajaan jamur.


HASIL penelitian yang terbit di Nature Ecology & Evolution mengungkap bahwa jamur telah muncul ratusan juta tahun lebih awal dari perkiraan sebelumnya.


Dan, kemungkinan besar, merekalah yang mengubah wajah planet kita, menyiapkan tanah bagi lahirnya ekosistem darat pertama.


Kerja sama para ilmuwan dari sejumlah universitas dari berbagai negara berhasil mengguncang pemahaman lama kita tentang asal-usul kehidupan di Bumi. 


Tim saintis itu berasal dari Okinawa Institute of Science and Technology (Jepang), University of Bristol (Inggris), Biological Research Centre (Hongaria), dan Barcelona Supercomputing Centre (Spanyol).


Dengan menggabungkan teknik genetik mutakhir dan bukti fosil, mereka menelusuri kapan kerajaan jamur (Fungi Kingdom) pertama kali muncul—dan hasilnya mengejutkan.


Jika sebelumnya para ahli beranggapan jamur berevolusi sekitar 500 juta tahun lalu, penelitian ini menempatkan nenek moyang jamur modern jauh lebih tua, yakni antara 900 juta hingga 1,4 miliar tahun lalu. 


Artinya, jamur telah menjelajahi daratan kosong Bumi ratusan juta tahun sebelum tumbuhan darat pertama muncul sekitar 470 juta tahun lalu.


Dalam sejarah kehidupan di planet ini, kompleksitas multiseluler hanya muncul di lima kelompok besar: hewan, tumbuhan, jamur, alga merah, dan alga coklat. Namun di antara semua itu, jamur adalah yang paling misterius. 


Tubuhnya lembut dan mudah hancur, sehingga jarang meninggalkan jejak fosil. Lebih rumit lagi, jamur berevolusi dari berbagai nenek moyang bersel tunggal yang berbeda, sehingga sulit menentukan satu “titik asal” evolusinya.


Untuk mengatasi keterbatasan ini, tim yang dipimpin Prof. Gergely J. SzöllÅ‘si memperkenalkan metode baru: menganalisis transfer gen horizontal, proses langka ketika gen berpindah antarspesies, bukan melalui keturunan. 


Setiap “lompatan genetik” ini berfungsi seperti remah roti evolusi yang menandai urutan waktu kehidupan di Bumi. 


Dengan melacak 17 peristiwa transfer gen tersebut, para ilmuwan berhasil memetakan pohon evolusi jamur dengan presisi yang belum pernah dicapai sebelumnya.


Implikasinya sangat besar. Jika jamur sudah ada miliaran tahun lalu, mereka mungkin memainkan peran vital dalam menyiapkan daratan agar bisa dihuni makhluk lain. 


Jamur dikenal mampu mengurai batuan, mendaur ulang mineral, dan menciptakan lapisan tanah awal yang kaya nutrisi. Tanpa aktivitas biologis mereka, tumbuhan darat mungkin tak pernah punya tempat untuk berakar.


“Jamur menjalankan ekosistem. Mereka mendaur nutrisi, bermitra dengan organisme lain, dan bahkan memicu penyakit," kata Dr. Lénárd L. Szánthó.


"Menemukan bahwa mereka sudah ada jauh sebelum tumbuhan berarti mereka mungkin sudah bekerja sama dengan ganggang purba, membuka jalan bagi ekosistem daratan pertama.”


Temuan ini juga memberi bobot baru pada fosil “jamur” berusia miliaran tahun yang ditemukan di Kanada pada 2019, yang sempat diragukan banyak ilmuwan. 


Dengan bukti genetik terbaru, keberadaan jamur pada masa itu kini terasa jauh lebih masuk akal.


Pada akhirnya, penelitian ini bukan sekadar tentang jamur, tetapi tentang bagaimana kehidupan berakar, secara harfiah, di planet ini. 


Mungkin, sebelum hutan dan rumput pertama menutupi daratan, Bumi sudah diselimuti oleh jaringan mikroskopis jamur yang bekerja diam-diam, seperti melarutkan batu, mengubah tanah, dan menyiapkan panggung bagi seluruh drama kehidupan yang kita kenal sekarang.


Disadur dari The Debrief.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama