Tubuh manusia memang punya batas alami.
Ringkasan
- Studi terbaru menegaskan bahwa umur manusia maksimal ada di kisaran 120–150 tahun.
- Faktor utama bukan penyakit, melainkan hilangnya kemampuan tubuh untuk pulih (resiliensi fisiologis).
- Tanpa intervensi medis radikal, mustahil manusia melampaui batas alami tersebut.
BAHKAN kalau kita berhasil menghindari penyakit serius seperti kanker, jantung, atau diabetes, ilmuwan menemukan bahwa umur manusia tidak bisa lebih dari 120 hingga 150 tahun.
Penelitian ini dipimpin Timothy Pyrkov dari Gero, perusahaan bioteknologi berbasis di Singapura yang fokus pada riset penuaan. Hasilnya dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
Mereka bekerja sama dengan Roswell Park Comprehensive Cancer Center di New York, meneliti ribuan orang di AS, Inggris, dan Rusia.
Intinya, semakin tua usia seseorang, kemampuan tubuh untuk kembali ke kondisi sehat 100 persen setelah sakit akan menurun.
Saat muda, misalnya, tubuh bisa pulih total dari flu atau luka. Namun seiring usia, pemulihan hanya 95 persen, lalu semakin menurun lagi. Inilah yang disebut penurunan resiliensi fisiologis, dan pada akhirnya membatasi usia manusia.
Peneliti menggunakan dua indikator, yakni jumlah sel darah dan jumlah langkah harian.
- Sel darah: Ada rentang normal berdasarkan usia dan gender, misalnya sel darah merah 4,5–5,5 juta/mm³ untuk pria. Penyimpangan dari angka ini bisa menandakan gangguan.
- Jumlah langkah: CDC merekomendasikan 10.000 langkah per hari. Namun studi di JAMA Internal Medicine (2019) menunjukkan manfaat kesehatan optimal tercapai di kisaran 7.500 langkah, terutama untuk orang lanjut usia.
Menariknya, meskipun dua variabel ini berbeda, keduanya menunjukkan hasil yang sama, yaitu penurunan resiliensi tubuh adalah kenyataan biologis yang tak bisa dihindari.
Dengan memetakan data puluhan tahun, peneliti menyimpulkan bahwa tubuh manusia akan kehilangan kemampuan untuk “bangkit kembali” setelah melewati 120–150 tahun.
Artinya, meskipun ada orang yang hidup sehat luar biasa, tubuh tetap punya “tanggal kedaluwarsa”.
Jeanne Louise Calment dari Prancis, pemegang rekor umur terpanjang di dunia, meninggal di usia 122 tahun 164 hari. Angka ini sejalan dengan prediksi ilmuwan, seolah menjadi bukti nyata bahwa batas usia memang ada.
Batas ini tidak berarti kita tidak bisa hidup sehat lebih lama. Dengan gaya hidup baik, pola makan seimbang, olahraga, tidur cukup, dan perawatan medis modern, manusia bisa mendekati batas tersebut.
Namun, tanpa teknologi medis ekstrem seperti penggantian organ atau rekayasa genetik, hidup abadi masih sebatas mimpi.
Walaupun terdengar seperti “pembatasan”, kabar ini justru memberi semangat, memperpanjang umur sehat (healthspan) sama pentingnya dengan memperpanjang umur panjang (lifespan).
Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah memastikan tahun-tahun yang kita jalani penuh dengan kualitas, bukan sekadar kuantitas.
Disadur dari Popular Mechanics.

إرسال تعليق