Ancaman Privasi Baru, Menyadap Percakapan di Ponsel Tanpa Menyentuhnya

Cara baru menyadap percakapan telepon dari jarak hingga 3 meter tanpa menyentuh ponsel, hanya dengan membaca getaran halus yang keluar dari speaker telinga ponsel. 


Cara baru menyadap percakapan telepon dari jarak hingga 3 meter tanpa menyentuh ponsel, hanya dengan membaca getaran halus yang keluar dari speaker telinga ponsel.Ilustrasi dibuat oleh AI.


Ringkasan

  • Metode baru sadap jarak jauh dengan memanfaatkan radar gelombang milimeter untuk menangkap getaran ponsel.
  • Dapat mengenali ribuan kata, bahkan dari data “berisik”.
  • Potensi digunakan pihak jahat jika teknologi diperkecil dan disamarkan.


BAYANGKAN sedang ngobrol santai di telepon, lalu tanpa kamu sadari, getaran kecil dari ponsel bisa diubah menjadi teks oleh orang yang berdiri beberapa meter jauhnya. 


Itulah yang baru saja dibuktikan tim peneliti komputer dari Penn State


Penelitian ini dipresentasikan di WiSec 2025: 18th ACM Conference on Security and Privacy in Wireless and Mobile Networks, dan bertujuan meningkatkan kesadaran publik tentang risiko penyadapan nirkabel.


Proyek ini merupakan kelanjutan riset 2022, di mana mereka berhasil mengenali 10 kata atau angka tertentu dengan akurasi hingga 83%. Bedanya, kali ini fokus mereka bukan pada kata-kata terbatas, tapi percakapan penuh. 


Kuncinya ada pada teknologi radar gelombang milimeter, jenis radar yang juga dipakai mobil otonom, detektor gerak, dan jaringan 5G, yang mampu mendeteksi getaran mikro di permukaan ponsel saat suara keluar dari speaker telinga.


Getaran yang ditangkap radar ini kemudian dianalisis oleh Whisper, model pengenalan suara open-source besutan OpenAI. 


Karena data radar ini “berisik” dan kualitasnya jauh di bawah audio biasa, tim menggunakan teknik low-rank adaptation untuk menyesuaikan hanya 1% parameter Whisper.


Dengan demikian, model bisa lebih peka terhadap data dari radar tanpa perlu dilatih ulang seluruhnya.


Hasilnya memang belum sempurna, baru sekitar 60% akurat, tapi cukup untuk memicu kekhawatiran. Bahkan, kata peneliti Mahanth Gowda, dalam konteks keamanan, menangkap kata kunci saja sudah berguna. 


Ia membandingkannya dengan membaca gerakan bibir. Meski hanya bisa menebak 30–40% kata, konteks bisa membantu memahami isi percakapan.


Yang membuat teknologi ini makin mengkhawatirkan adalah potensinya untuk diperkecil dan disamarkan ke dalam benda sehari-hari, seperti pena. 


Jika jatuh ke tangan pihak yang berniat jahat, penyadapan jarak jauh bisa dilakukan tanpa korban sadar sama sekali.


Konteks yang lebih luas, perkembangan ini memperlihatkan dua tren besar, yakni AI semakin mampu bekerja dengan data kualitas rendah, dan perangkat radar semakin murah dan kecil. 


Kombinasi keduanya membuka peluang sekaligus risiko besar, dari aplikasi keamanan hingga penyadapan. 


Sebagaimana kata Suryoday Basak, sang penulis utama, memahami kemampuan teknologi ini penting agar publik bisa lebih berhati-hati, terutama saat melakukan panggilan sensitif di tempat terbuka.


Disadur dari Tech Xplore.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama