Membongkar Misteri Otak 200 Tahun, Ungkap Rahasia Kesehatan Masa Lalu

 Para ilmuwan dari Universitas Oxford berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstrak protein dari jaringan lunak kuno, membuka wawasan baru tentang kesehatan otak dan penyakit masa lalu. 


Para ilmuwan dari Universitas Oxford berhasil mengembangkan metode baru untuk mengekstrak protein dari jaringan lunak kuno, membuka wawasan baru tentang kesehatan otak dan penyakit masa lalu.Ilustrasi gambar dibuat oleh AI


Ringkasan

  • Metode baru memungkinkan ekstraksi protein dari jaringan lunak kuno, seperti otak, yang sebelumnya sulit dianalisis.
  • Lebih dari 1.200 protein berhasil diidentifikasi dari sampel otak manusia berusia 200 tahun, termasuk penanda kesehatan otak dan potensi penyakit neurologis.
  • Teknik ini membuka peluang untuk memahami penyakit yang tidak meninggalkan jejak pada tulang, seperti gangguan mental, dalam konteks arkeologi.


SELAMA ini, studi protein kuno terbatas pada jaringan mineral seperti tulang dan gigi. Namun, jaringan lunak seperti otak menyimpan informasi biologis yang lebih kaya. 


Tim peneliti yang dipimpin oleh Alexandra Morton-Hayward mengembangkan metode untuk mengekstrak protein dari jaringan otak manusia berusia 200 tahun yang ditemukan di kuburan era Victoria.


Salah satu tantangan utama adalah membuka membran sel untuk melepaskan protein di dalamnya. Tim menemukan bahwa urea, komponen utama urine, efektif dalam memecah sel dan melepaskan protein. 


Setelah diekstraksi, protein dipisahkan menggunakan kromatografi cair dan diidentifikasi melalui spektrometri massa. Penambahan langkah spektrometri mobilitas ion asimetris gelombang tinggi meningkatkan jumlah protein yang diidentifikasi hingga 40%.


Dengan metode gabungan ini, tim mengidentifikasi lebih dari 1.200 protein dari hanya 2,5 mg sampel—jumlah terbesar dan paling beragam dari paleoproteomik arkeologi hingga saat ini. 


Protein yang ditemukan mencerminkan kompleksitas molekuler sistem saraf manusia dan mengungkap potensi biomarker penyakit neurologis seperti Alzheimer dan multiple sclerosis.


Sebagian besar penyakit manusia, termasuk gangguan mental, tidak meninggalkan jejak pada tulang, sehingga sulit dipelajari dalam konteks arkeologi. 


Metode baru ini memungkinkan peneliti untuk mengakses informasi kesehatan individu masa lalu yang sebelumnya tersembunyi. 


Karena kurang dari 10% protein manusia diekspresikan dalam tulang dibandingkan sekitar 75% dalam organ internal, teknik ini memperluas pemahaman kita tentang diet, penyakit, lingkungan, dan hubungan evolusioner kuno. 


Dr. Christiana Scheib dari Universitas Cambridge, yang tidak terlibat dalam studi ini, menyatakan bahwa jaringan lunak kuno jarang terawetkan, namun menyimpan informasi evolusioner yang kuat. 


Pengembangan metode untuk memperoleh informasi dari bahan ini sangat penting untuk kemajuan bidang ini.


Sumber: SciTechDaily - Ancient 'Black Box' Opened: Researchers Extract Secrets From 200-Year-Old Brains


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama