Kecerdasan buatan mungkin sudah mulai membentuk pemahaman konseptual secara spontan.
Ringkasan
- AI seperti ChatGPT dan Gemini bisa menyusun 66 dimensi konsep—mirip cara otak manusia mengelompokkan benda berdasarkan fungsi, emosi, atau konteks.
- Model multimodal (yang menggabungkan teks dan gambar) lebih akurat meniru cara manusia berpikir.
- Meskipun AI tampak “mengerti”, pemahamannya bukan berdasarkan pengalaman nyata seperti yang dialami manusia.
ILMUWAN menemukan bahwa beberapa model AI ternyata bisa menyortir dan memahami objek-objek alami dengan cara yang sangat mirip dengan manusia—tanpa perlu diajari secara langsung.
Para peneliti dari Chinese Academy of Sciences dan South China University of Technology, ingin tahu apakah model bahasa besar (LLM) bisa mewakili proses kognitif manusia dalam mengenali dan mengklasifikasi objek dunia nyata?
Untuk mengujinya, mereka memberi tugas ‘odd-one-out’ (menentukan benda yang berbeda dari kelompok) ke ChatGPT-3.5 (berbasis teks) dan Gemini Pro Vision (berbasis gambar).
Totalnya, ada lebih dari 4,7 juta respons atas 1.854 objek alami seperti anjing, apel, mobil, dan sebagainya.
Hasilnya mencengangkan. AI membentuk 66 dimensi konseptual, mulai dari yang sederhana seperti “makanan” hingga yang lebih kompleks seperti “tekstur”, “relevansi emosional”, dan “cocok untuk anak-anak”.
Yang menarik, AI multimodal (yang bisa memproses teks dan gambar bersamaan) menunjukkan hasil yang paling mendekati cara berpikir manusia.
Bahkan, saat dibandingkan dengan data neuroimaging otak manusia, ada kemiripan respon antara AI dan manusia saat mengenali objek.
Temuan ini memberi sinyal bahwa AI bisa jadi benar-benar membentuk pemahaman, bukan hanya meniru jawaban. Kemampuan seperti ini akan sangat penting untuk masa depan robotika, pendidikan, dan kerja sama manusia-AI.
Namun, penting juga diingat bahwa AI tidak “merasakan” atau mengalami dunia seperti manusia. Pemahamannya dibentuk dari pola-pola dalam data, bukan dari pengalaman sensorik atau interaksi nyata.
Bayangkan AI seperti cermin canggih dari jutaan buku dan gambar. Ia memantulkan kembali pola-pola yang telah dipelajarinya, bukan karena ia berpikir seperti kita—tapi karena ia tahu seperti apa biasanya kita berpikir.
Penelitian ini menyarankan bahwa meskipun arsitektur otak manusia dan AI berbeda, keduanya mungkin sedang menuju pola kerja yang serupa, yakni memahami dunia lewat pengkategorian konseptual.
Bila benar, kita mungkin sedang menyaksikan langkah awal menuju Artificial General Intelligence (AGI), kecerdasan buatan yang bisa berpikir dan menyelesaikan banyak tugas layaknya manusia.
Sumber: Interesting Engineering - Chinese scientists claim AI is capable of spontaneous human-like understanding
Posting Komentar