Taksi Udara dari Korea Selatan Terbang Gunakan Sel Hidrogen dan Baterai

Pesawat ini dilengkapi dengan empat baling-baling horizontal untuk daya angkat vertikal dan dua baling-baling besar yang dipasang di belakang untuk gerakan maju.


(Foto Ilustrasi: viarprodesign/Freepik)(Foto Ilustrasi: viarprodesign/Freepik)


ngarahNyaho - Sambo Motors Group dari Korea Selatan telah mengungkap terobosan terbarunya dalam teknologi mobilitas udara perkotaan (UAM) dengan peluncuran perdana HAM III-2 di CES 2025.


Pesawat hibrida dua tempat duduk ini merupakan lompatan maju yang signifikan di sektor UAM, melampaui pendahulunya, HAM III-1, dalam hal ukuran, kinerja, dan kecanggihan teknologi.


HAM III-2, yang dirancang untuk menampung banyak penumpang, memiliki lebar sayap yang mengesankan yaitu 9 meter, tinggi 4,5 meter, dan berat 850 kilogram. 


Dengan sistem penggerak hibridanya, pesawat ini akan mendefinisikan ulang standar efisiensi bahan bakar dan keselamatan penerbangan di pasar UAM yang sedang berkembang.


“Mengingat jangkauan dan waktu terbangnya, pesawat ini akan cocok untuk keperluan militer, pengiriman pesan, dan keperluan komersial," kata perwakilan perusahaan di CES 2025 seperti dikutip dari Interesting Engineering.


"Di masa mendatang, pesawat ini akan digunakan untuk keperluan komersial, seperti taksi antarkota atau antartitik,” lanjutnya. 


HAM III-2 di CES 2025. (Foto: Interesting Engineering)HAM III-2 di CES 2025. (Foto: Interesting Engineering)


Salah satu fitur menonjol HAM III-2 adalah sistem tenaga gandanya. Selama lepas landas vertikal, pesawat ini hanya mengandalkan tenaga baterai, sehingga mengurangi kebisingan dan emisi. 


Setelah mengudara, pesawat ini beralih ke sel bahan bakar bertenaga hidrogen untuk penerbangan horizontal, sebuah langkah yang meminimalkan ketergantungan pada baterai berat di dalam pesawat. 


Desain inovatif ini mengatasi tantangan utama dalam pengembangan UAM, dengan menyeimbangkan efisiensi energi dengan kinerja.


Pesawat ini dilengkapi dengan empat baling-baling horizontal untuk pengangkatan vertikal dan dua baling-baling besar yang dipasang di belakang untuk gerakan maju. 


Konfigurasi ini memungkinkannya mencapai kecepatan jelajah 112 mph, jangkauan hingga 62 mil, dan daya tahan terbang selama 40 menit, menjadikannya solusi ideal untuk perjalanan jarak pendek di dalam kota.


Sambo Motors tengah bersiap untuk serangkaian uji terbang ketat di Amerika Serikat pada awal tahun 2025. 


Uji sel bahan bakar hidrogen akan dilakukan di padang pasir, yang memberi perusahaan kesempatan untuk menilai kemampuan pesawat dalam berbagai kondisi iklim. 


Manuver utama seperti naik, turun, dan berputar akan dievaluasi untuk memvalidasi kinerja dan fitur keselamatannya.


Fase pengujian ini sangat penting karena Korea saat ini tidak memiliki kerangka regulasi untuk mendukung uji terbang sel bahan bakar hidrogen. 


Dengan melakukan pengujian ini di luar negeri, Sambo Motors bertujuan untuk menunjukkan keunggulan unik pesawat dan meletakkan dasar bagi kemajuan regulasi di masa mendatang di negara asalnya.


HAM III-2 tengah menjalani proses sertifikasi dengan Kantor Penerbangan Sipil Korea dan Administrasi Penerbangan Federal AS (FAA). 


Meskipun pesawat tersebut belum menyelesaikan penerbangan perdananya, Sambo berencana untuk mencapai tonggak sejarah ini pada akhir tahun, yang menandai langkah penting dalam perjalanannya menuju komersialisasi.


HAM III-2 membedakan dirinya dari desain UAM tradisional dengan pendekatannya yang praktis dan berwawasan ke depan. 


Dengan mengintegrasikan sel bahan bakar hidrogen ke dalam sistem penggeraknya, pesawat ini tidak hanya memperluas jangkauannya tetapi juga mengatasi keterbatasan berat yang disebabkan oleh baterai konvensional. |Sumber: Interesting Engineering

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama