Para astronom baru-baru ini merancang model baru yang mereka sebut 'rumus kehidupan' untuk mengetahui kemungkinan keberadaan alien.
ngarahNyaho - Para ahli berharap alat 'rumus kehidupan' akan menghitung peluang keberadaan kehidupan cerdas di alam semesta dan memprediksi potensi kehidupan alien untuk muncul di alam semesta masa depan.
Frank Drake memperkenalkan Persamaan Drake pada tahun 1961 sebagai cara untuk memecah pertanyaan rumit tentang kehidupan alien menjadi bagian-bagian yang lebih mudah dikelola.
Persamaan ini mempertimbangkan faktor-faktor seperti laju rata-rata pembentukan bintang, fraksi bintang dengan sistem planet, jumlah planet yang dapat mendukung kehidupan.
Selain itu kemungkinan kehidupan mengembangkan kecerdasan dan teknologi untuk berkomunikasi lintas ruang angkasa.
Dengan mengubah nilai-nilai faktor-faktor ini, kita dapat mengeksplorasi berbagai kemungkinan tentang seberapa umum atau langka kehidupan cerdas di Bima Sakti.
Ini bukan tentang mendapatkan angka pasti tetapi memicu diskusi dan memandu penelitian dalam astronomi dan pencarian kecerdasan ekstraterestrial (SETI).
Nah, untuk memahami potensi bentuk kehidupan lain, tim dari para peneliti di Universitas Edinburgh dan Universitas Genevieve tersebut merancang model teoritis yang sangat bergantung pada Persamaan Drake.
Para peneliti menekankan bahwa perhitungan mereka tidak menunjukkan sejumlah bentuk kehidupan cerdas, melainkan memperkirakan kemungkinan keberadaan mereka.
Proses estimasi mereka memperhitungkan energi gelap, yang meliputi lebih dari dua pertiga alam semesta dan memicu perluasannya.
"Memahami energi gelap dan dampaknya pada alam semesta kita adalah salah satu tantangan terbesar dalam kosmologi dan fisika fundamental," kata peneliti utama Dr. Daniele Sorini.
Selain probabilitas kehidupan ekstraterestrial saat ini, model para peneliti juga mengakomodasi bentuk kehidupan alien yang belum ada tetapi dapat berkembang di masa depan.
Nah, menurut model perhitunga ini, kemungkinan kehidupan di luar galaksi kita berada pada angka 27 persen, yang mungkin mengecewakan 65 persen orang dewasa Amerika yang sangat percaya pada kehidupan ekstraterestial.
Yang menarik, peluang keberadaan kehidupan cerdas di dalam Bima Sakti kita bahkan lebih rendah — hanya 23 persen.
Untuk melakukan ini, mereka menghitung jumlah materi biasa yang bergabung untuk membentuk bintang di sepanjang sejarah alam semesta, yang membentang kembali hingga 13,8 miliar tahun yang mengejutkan.
Tampaknya peluang munculnya kehidupan cerdas di alam semesta di luar alam semesta kita juga berkisar sekitar 27 persen.
"Anehnya, kami menemukan bahwa kepadatan energi gelap yang jauh lebih tinggi pun masih akan sesuai dengan kehidupan, yang menunjukkan bahwa kita mungkin tidak hidup di alam semesta yang paling mungkin," kata Dr. Sorini.
Interaksi gravitasi dan kehidupan alien
Faktor menarik lainnya dalam kehidupan kosmik adalah peran gravitasi. Gravitasi memengaruhi pembentukan bintang dan galaksi, yang secara efektif menyiapkan panggung bagi habitat potensial tempat kehidupan dapat berkembang.
Tingkat pengaruh gravitasi dalam proses ini menyoroti pentingnya gravitasi, tidak hanya dalam pembentukan struktural, tetapi juga dalam menetapkan kondisi yang dapat mendukung munculnya kehidupan.
Penelitian yang ada menunjukkan bahwa wilayah dengan keseimbangan gravitasi yang optimal dapat mendukung sistem planet yang kompleks, yang membuka jalan bagi evolusi biologis.
Studi para peneliti dari Universitas Edinburgh dan Universitas Genevieve itu diterbitkan dalam jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society. |
Sumber: Earth
Posting Komentar