Studi terbaru menemukan batas waktu harian perilaku sedentari harian yang bisa tingkatan risiko gagal jantung dan kematian kardiovaskular, terlepas dari kebiasaan olahraga.
ngarahNyaho - Menghabiskan lebih banyak waktu untuk duduk, bersandar, atau berbaring di siang hari dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular (CVD) dan kematian.
Demikian menurut sebuah studi yang diterbitkan 15 November di JACC, jurnal utama American College of Cardiology, dan dipresentasikan di American Heart Association’s Scientific Sessions 2024.
Penelitian tersebut menemukan, perilaku sedentari yang melebihi 10,5 jam setiap hari sangat terkait dengan peningkatan risiko gagal jantung (HF) dan kematian kardiovaskular (CV).
Kondisi tersebut bahkan bisa terjadi pada mereka yang suka berolahraga.
Mengutip Kemenpora.go.id, perilaku sedentari didefinisikan sebagai aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur dengan pengeluaran energi yang sangat rendah.
“Temuan kami mendukung pengurangan waktu sedentari untuk mengurangi risiko kardiovaskular," kata Shaan Khurshid, penulis senior pada penelitian tersebut.
"10,6 jam sehari menandai ambang batas utama yang berpotensi terkait dengan gagal jantung dan mortalitas kardiovaskular yang lebih tinggi,” lanjut ahli jantung di Massachusetts General Hospital.
“Terlalu banyak duduk atau berbaring dapat membahayakan kesehatan jantung, bahkan bagi mereka yang aktif,” Khurshid menegaskan seperti dikutip dari Scitech Daily.
Sedentari dan olahraga
Kurang olahraga merupakan faktor risiko yang diketahui untuk penyakit kardiovaskular (PKV). Lebih dari 150 menit aktivitas fisik sedang hingga berat per minggu direkomendasikan untuk meningkatkan kesehatan jantung.
Namun, para ahli pada studi ini mengatakan olahraga hanya sebagian kecil dari keseluruhan aktivitas harian.
Selain itu, pedoman saat ini tidak memberikan panduan khusus tentang perilaku sedentari yang mencakup sebagian besar aktivitas harian, meskipun ada bukti bahwa hal itu terkait langsung dengan risiko PKV.
Studi ini meneliti jumlah waktu sedentari yang berisiko paling tinggi terhadap penyakit kardiovaskular.
Peneliti juga meneliti bagaimana perilaku sedentary dan aktivitas fisik secara bersama-sama memengaruhi peluang terjadinya fibrilasi atrium (AF), gagal jantung (HF), infark miokard (MI), dan mortalitas kardiovaskular.
Untuk peserta studi yang memenuhi rekomendasi 150 menit aktivitas fisik sedang hingga berat atau lebih, efek perilaku sedentari pada risiko AF dan MI berkurang secara substansial.
Namun demikian, efek pada risiko yang lebih tinggi dari gagal jantung dan mortalitas kardiovaskular tetap menonjol.
"Pedoman dan upaya kesehatan masyarakat di masa mendatang harus menekankan pentingnya mengurangi waktu sedentary," kata Khurshid.
"Menghindari lebih dari 10,6 jam per hari mungkin merupakan target minimal yang realistis untuk kesehatan jantung yang lebih baik," dia menambahkan.|
Sumber: Scitech Daily
Posting Komentar