Prancis menargetkan mulai mengerahkan robot tempur di medan perang pada 2027, dengan ambisi membangun kekuatan tempur yang sepenuhnya berbasis robot pada 2040.
Ringkasan:
- Prancis akan uji coba robot tempur operasional mulai 2027, dengan rencana pasukan robot penuh di 2040.
- Robot lebih dulu dipakai untuk tugas pendukung seperti pengintaian dan logistik, bukan pertempuran langsung.
- Pengalaman perang Ukraina jadi pelajaran penting dalam mengembangkan teknologi tempur otonom.
PRANCIS siap menurunkan robot tempur pertama mereka pada tahun 2027.
Menurut laporan AFP dan pejabat militer senior Prancis, Kementerian Angkatan Bersenjata Prancis sudah menyusun peta jalan untuk menghadirkan sistem robot tempur yang siap tempur pada tahun 2040.
Tapi tidak perlu menunggu selama itu—pada 2027, unit robot tempur awal diprediksi sudah bisa membantu pasukan di garis depan.
Jenderal Bruno Baratz, Komandan Program Tempur Masa Depan Angkatan Darat Prancis, menegaskan bahwa teknologi robotik yang lebih canggih akan hadir lebih cepat dari jadwal.
“Kami ingin sistem ini berguna secara praktis bagi elemen tempur kami, dan itu akan terjadi sebelum 2040,” ujarnya.
Dari Pengintaian Sampai Penjinak Ranjau
Dalam latihan CoHoMa (Collaboration Homme-Machine) yang digelar di barat Paris, berbagai robot diuji di medan yang disimulasikan seperti medan tempur sesungguhnya.
Beberapa memiliki roda, kaki, atau rantai seperti tank kecil. Mereka dilatih menghindari jebakan, mengenali medan, dan bertahan dalam pertempuran simulasi.
Menurut Jenderal Tony Maffeis, robot sudah efektif untuk tugas "kontak rendah" seperti pengintaian dan penjinakan bahan peledak. “Robot memperkuat keamanan perimeter dan pembersihan ranjau,” katanya.
Namun ia mengakui masih banyak tantangan teknis sebelum robot benar-benar siap tempur di garis depan.
Drones OK, Robot Darat Masih PR
Perang di Ukraina mengajarkan banyak hal. Drones murah dan efektif telah mengubah taktik tempur modern, tapi robot darat masih tertinggal dalam hal efisiensi dan integrasi.
Jenderal Pierre Schill, Kepala Staf Angkatan Darat Prancis, menyebut bahwa sistem robotik darat masih sangat tergantung pada data intelijen real-time dan belum mampu beroperasi mandiri.
Salah satu solusi yang dipamerkan oleh perusahaan pertahanan Thales adalah prototipe robot darat yang bisa meluncurkan drone.
Fitur ini memungkinkan robot memetakan medan tempur dan mendeteksi bahaya lebih dulu. Inilah bentuk kerja sama udara-darat yang jadi fokus masa depan.
Bukan Langsung Tempur
Meski robot tempur adalah target akhir, penggunaan awal yang lebih realistis adalah untuk dukungan logistik.
Robot pembawa barang, konvoi otonom, hingga otomatisasi rantai suplai jadi prioritas. Dan pelajaran dari CoHoMa sebelumnya sudah mulai diterapkan di lapangan.
Doktrin militer Prancis kini bergerak ke arah kemitraan manusia-mesin. Bukan mengganti tentara, tapi mendukung mereka dengan teknologi otonom yang bisa mempercepat tempo operasi dan meningkatkan keselamatan pasukan.
Jalan menuju pasukan robot penuh di 2040 mungkin penuh tantangan teknis dan etis. Tapi satu hal pasti: Prancis sudah mulai menempatkan robot bukan di belakang pasukan, tapi di samping mereka—siap bertempur bersama.
Sumber: Interesting Engineering – France plans to deploy combat robots by 2027, eyes full robot army by 2040
Posting Komentar