Ilmuwan dari Australia dan China baru saja menciptakan alat seperti spons yang bisa “memeras” air langsung dari udara—bahkan saat udara kering sekalipun!
Ringkasan:
- Alat ini terbuat dari kayu balsa yang dimodifikasi dan bisa menyerap air dari udara di kelembaban serendah 30%, lalu melepaskannya dengan bantuan sinar matahari.
- Alat ini bisa menghasilkan air minum tanpa listrik dan tetap bekerja meski dalam suhu ekstrem.
- Potensial untuk skala besar dan situasi darurat, seperti bencana alam atau daerah kekeringan parah.
BAYANGKAN kamu tinggal di daerah tandus, jauh dari sungai atau sumber air bersih, tapi kamu punya udara. Nah, alat ini bisa menyulap kelembaban udara jadi air minum, hanya dengan sinar matahari!
Alat ini adalah hasil kolaborasi antara peneliti dari RMIT University, Australia, dan lima institusi riset di Tiongkok. Bentuknya mirip cangkir dengan spons ajaib di dalamnya—dan inilah teknologi yang bisa mengubah nasib jutaan orang yang kekurangan air bersih.
Dr Derek Hao, ilmuwan material dan insinyur lingkungan dari RMIT, menjelaskan bahwa kuncinya terletak pada struktur alami kayu balsa yang menyerupai spons.
Kayu ini dimodifikasi secara kimia agar bisa menyerap kelembaban udara, lalu melepaskannya saat terkena sinar matahari. Praktis, tanpa perlu colokan listrik.
Bagaimana Cara Kerjanya?
Saat tutup cangkir dibuka, spons menyerap uap air dari udara. Ketika tutupnya ditutup dan alat terkena sinar matahari, air dilepaskan ke dalam wadah.
Hasil uji laboratorium menunjukkan alat ini bisa menyerap 2 ml air per gram bahan di kelembaban 90%, dan melepaskan hampir seluruh air itu dalam waktu 10 jam.
Bahkan saat diuji di luar ruangan, alat ini bisa mengumpulkan air dengan efisiensi 94% per hari!
Pada kelembapan serendah 30%, alat ini masih bisa bekerja—menghasilkan 0,6 ml air per gram. Ini jauh lebih baik daripada metode tradisional seperti "fog harvesting" yang butuh kabut tebal dan hanya efektif di lokasi tertentu.
Murah, Tangguh, dan Siap Diproduksi Massal
Selain canggih, alat ini juga low-cost. Kayu balsa mudah didapat, biodegradable, dan murah. Bahkan setelah disimpan di suhu -20°C selama 20 hari, alat tetap fleksibel dan berfungsi baik.
Dalam uji coba 10 siklus pemakaian, efisiensinya hanya turun kurang dari 12%. Artinya, alat ini tahan banting dan bisa dipakai berulang kali.
Desainnya pun modular. Spons-spons kecil bisa dikumpulkan untuk membentuk unit yang lebih besar.
Hao menjelaskan bahwa prototipe saat ini hanya berukuran 15 mm³, tapi bisa dengan mudah dibuat dalam ukuran lebih besar atau dijadikan panel-panel air penangkap uap udara.
Solusi Cerdas untuk Masa Depan
Alat ini sangat cocok untuk situasi darurat seperti gempa, banjir, atau kekeringan di mana sumber air rusak atau tercemar.
Kombinasi dengan panel surya dan penyimpanan energi termal bisa membuat alat ini beroperasi 24 jam.
Bahkan dengan dukungan sensor Internet of Things (IoT), alat ini bisa diatur otomatis sesuai kelembaban, suhu, dan intensitas cahaya matahari.
Yang lebih keren lagi, AI digunakan untuk merancang dan mengoptimalkan alat ini—dan akan terus dikembangkan untuk memilih material dan desain terbaik agar alat ini makin efisien di masa depan.
Masa Depan Air Bersih Ada di Udara
Proyek ini adalah langkah awal menuju masa depan di mana air bersih bisa dipanen langsung dari udara, tanpa sumur, pipa, atau PLTA.
Kabar baiknya, teknologi ini sedang dalam tahap pembicaraan dengan mitra industri untuk diproduksi secara nyata dan digunakan di lapangan.
Kalau ada satu alat kecil yang bisa menyelamatkan hidup jutaan orang, mungkin bentuknya seperti spons dalam cangkir ini.***
Sumber: RMIT University - Smart spongy device captures water from thin air
Posting Komentar