Cari Kehidupan Alien di Mars, Inggris Bikin Robot Senilai Rp 21 Triliun

ESA awalnya memberikan kontrak untuk membangun wahana penjelajah misi ExoMars ke Rusia, sebelum negara itu menginvasi Ukraina pada tahun 2022.


ESA awalnya memberikan kontrak untuk membangun wahana penjelajah misi ExoMars ke Rusia, sebelum negara itu menginvasi Ukraina pada tahun 2022.    Gambar: ESA/MlabspaceGambar: ESA/Mlabspace


Ringkasan: 

  • Inggris berhasil menyelesaikan pembangunan Rosalind Franklin Rover, robot senilai £1 miliar yang dirancang untuk mencari tanda-tanda kehidupan alien di Mars. 
  • Rover ini akan diluncurkan pada 2028 dan mendarat di Mars pada 2030.
  • Rover ini bertugas menggali sampel tanah Mars hingga kedalaman dua meter untuk memeriksa jejak kehidupan masa lalu atau sekarang. 


INGGRIS telah menyelesaikan pembuatan robot penjelajah Mars pertamanya yang dirancang untuk mencari tanda-tanda kehidupan alien di Planet Merah itu pada tahun 2030. 


Ini adalah pencapaian besar bagi Inggris, sekaligus menjadi penjelajah Mars pertama buatan Eropa yang berhasil diluncurkan.


Robot penjelajah ini, yang diberi nama Rosalind Franklin Rover, memiliki tugas untuk menggali sampel tanah Mars hingga kedalaman dua meter guna mencari tanda-tanda kehidupan masa lalu atau sekarang.


Tanda kehidupan itu seperti mikroba yang telah menjadi fosil. Sampel yang diperoleh diperkirakan berusia hingga 4 miliar tahun. Demikian seperti dikutip dari The Sun.


Proyek ini membutuhkan anggaran sekitar £1 miliar atau sekitar Rp21,4 triliun. Nama robot ini diambil dari ilmuwan Inggris, Rosalind Franklin, yang karyanya berperan penting dalam memahami struktur molekul DNA. 


Peluncuran robot Rosalind Franklin direncanakan pada tahun 2028 dengan roket yang diorganisir oleh NASA, dan dijadwalkan mendarat di Mars pada tahun 2030.


Para operator di Bumi merencanakan pendaratan perangkat canggih ini di Oxia Planum, sebuah dataran kaya lempung seluas 200 km di Mars. 


Daerah ini dipilih setelah seleksi selama lima tahun oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) karena diperkirakan pernah memiliki air, yang menjelaskan keberadaan banyak lempung di sana.


Paul Bate, CEO Badan Antariksa Inggris, menyatakan, "Ini adalah sains yang mendefinisikan kemanusiaan, dan peluang terbaik untuk menemukan apakah kehidupan pernah ada di Mars."


Lebih lanjut, Airbus kini sedang mengembangkan landasan pendaratan khusus senilai £150 juta untuk memastikan keamanan Rosalind Franklin saat mendarat di permukaan Mars.


Awalnya, kontrak pembangunan misi ExoMars diberikan kepada Rusia oleh ESA. Namun, setelah invasi Rusia ke Ukraina pada tahun 2022, kontrak ini dicabut dan diberikan kepada Airbus Inggris. 


Dengan demikian, semua komponen buatan Rusia pada robot ini digantikan dengan teknologi yang dikembangkan di Inggris.


Proyek ini juga menjadi momen penting bagi sektor antariksa Inggris. Selain memperkuat posisi Inggris dalam perlombaan luar angkasa Eropa, proyek ini menciptakan sekitar 200 lapangan pekerjaan berketerampilan tinggi di sektor ini.


Peter Kyle, Menteri Teknologi Inggris, mengatakan, "Ini adalah contoh inspiratif dari sains kelas dunia yang membawa kita selangkah lebih dekat untuk menjawab pertanyaan tentang kemungkinan kehidupan di Mars." |Sumber: The Sun


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama