Aksi Individu Alihkan Perhatian dari Masalah Utama Krisis Iklim?

Sudah lama, para aktivis dan ilmuwan iklim khawatir bahwa kampanye seperti “hemat listrik,” “kurangi plastik,” atau “bersepeda ke kantor” bisa membuat publik lupa pada hal yang lebih besar.


Sudah lama, para aktivis dan ilmuwan iklim khawatir bahwa kampanye seperti “hemat listrik,” “kurangi plastik,” atau “bersepeda ke kantor” bisa membuat publik lupa pada hal yang lebih besar.Foto Ilustrasi: Vedant Shah/Pixabay


Ringkasan 

  • Studi lintas budaya oleh Universitas New South Wales (UNSW) menemukan bahwa kampanye aksi individu tidak mengurangi dukungan publik terhadap kebijakan iklim besar.
  • Penelitian dilakukan di Australia dan Iran, dua negara dengan sistem politik dan budaya iklim yang sangat berbeda.
  • Hasilnya: semakin sering orang melihat aksi pribadi pro-lingkungan, semakin tinggi pula dukungan terhadap perubahan sistemik.


DALAM riset yang dipimpin Dr. Omid Ghasemi dari UNSW Institute for Climate Risk & Response, para peneliti ingin menguji kekhawatiran lama mengenai lingkungan.


Fokus pada perilaku pribadi — seperti mendaur ulang atau mengurangi konsumsi energi — bisa membuat orang merasa “sudah cukup berbuat,” sehingga mengabaikan tekanan terhadap pemerintah dan industri besar.


“Banyak komunikator iklim khawatir jika kita terlalu menekankan perilaku pribadi, perhatian masyarakat justru beralih dari perubahan sistemik yang benar-benar penting,” kata Dr. Ghasemi. 


“Namun, penelitian kami menunjukkan kekhawatiran itu berlebihan.”


Tim peneliti melibatkan lebih dari 1.200 responden dari Australia dan Iran, termasuk mahasiswa dan masyarakat umum. Kedua negara ini dipilih karena perbedaan besar dalam ekonomi, budaya, dan kebijakan lingkungan. 


“Iran menghadapi hambatan struktural dalam menerapkan kebijakan iklim besar, sementara Australia punya sistem demokrasi yang relatif terbuka terhadap advokasi publik,” jelas Ghasemi.


Dalam eksperimen, peserta dibagi menjadi beberapa kelompok: sebagian menerima pesan yang menekankan peran pemerintah, sebagian lagi peran individu, sementara kelompok kontrol menerima campuran pesan atau kuis sains biasa. 


Setelahnya, mereka diminta menilai efektivitas solusi, dukungan terhadap kebijakan pemerintah, dan hubungan antara aksi pribadi dan aksi sistemik.


Hasilnya konsisten di semua kelompok: dukungan terhadap kebijakan besar tetap kuat, tidak peduli seberapa sering peserta menerima pesan tentang aksi individu. 


Bahkan di Iran, mayoritas responden tetap menilai solusi sistemik sebagai kunci utama menghadapi krisis iklim.


Lebih menarik lagi, mahasiswa Australia justru menunjukkan dukungan lebih tinggi terhadap kebijakan iklim besar setelah sering terpapar kampanye aksi pribadi. 


Sementara masyarakat umum Australia menganggap aksi individu hanya “sedikit” mengurangi kebutuhan akan perubahan sistemik. 


Namun  demikian hal itu tidak menurunkan semangat mereka mendukung regulasi besar seperti pajak karbon atau energi terbarukan.


Temuan ini memperkuat teori baru dalam komunikasi iklim bahwa aksi kecil bisa menjadi pintu masuk menuju perubahan besar. 


Ketika seseorang mulai mengubah perilaku sehari-harinya, seperti membawa botol minum sendiri atau menanam pohon, mereka cenderung merasa lebih terlibat dan siap mendukung kebijakan publik yang lebih luas.


Dengan kata lain, tidak ada pertentangan antara menanam satu pohon dan menuntut reformasi energi global. Justru, keduanya saling memperkuat. 


Seperti kata Dr. Ghasemi, “Setiap tindakan pribadi adalah langkah kecil yang menyiapkan jalan bagi perubahan besar.”


Disadur dari Phys.org.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama