Satu Aturan yang Berlaku di Mana pun Makhluk Tinggal, Kata Peneliti

Peneliti dari UmeÃ¥ University dan University of Reading baru saja menemukan satu aturan tunggal yang tampaknya mengatur distribusi kehidupan di seluruh Bumi. 


Peneliti dari Umeå University dan University of Reading baru saja menemukan satu aturan tunggal yang tampaknya mengatur distribusi kehidupan di seluruh Bumi.Foto Ilustrasi: Tomasz Dworczyk - Podróż za Milion Zdjęć/Pexels


Ringkasan: 

  • Zona inti adalah wilayah kecil di setiap bioregion tempat spesies paling beragam berkumpul; dari sinilah mereka menyebar.
  • Proses yang disebut environmental filtering atau penyaringan lingkungan menjelaskan kenapa hanya spesies tertentu yang bisa bertahan di luar zona ini.
  • Pola ini berlaku untuk hampir semua makhluk hidup—burung, katak, hiu, bahkan pohon—dan menunjukkan bahwa distribusi kehidupan di Bumi cenderung bisa diprediksi.


DALAM setiap bioregion—baik itu hutan hujan Amazon, gurun Sahara, atau lautan Pasifik—selalu ada satu zona inti yang menjadi pusat keragaman hayati. 


“Dari sana, spesies menyebar, tapi hanya sebagian kecil yang bisa bertahan di luar zona itu,” kata Rubén Bernardo-Madrid dari UmeÃ¥ University. 


Zona inti ini memiliki kondisi lingkungan yang ideal, yang mendukung bertahannya spesies dan bahkan mempercepat evolusi.


Temuan yang diterbitkan di jurnal Nature Ecology & Evolution ini  memberi pesan kuat: kalau mau menyelamatkan keanekaragaman hayati, kita harus mulai dari tempat-tempat kecil tapi vital ini. 


“Melindungi zona inti adalah prioritas utama dalam strategi konservasi,” tambah Jose Luis Tella dari Estación Biológica de Doñana, Spanyol.


Para peneliti menganalisis data global dari beragam kelompok makhluk hidup, dari amfibi, burung, mamalia, reptil, pepohonan, hingga ikan pari laut. 


Meskipun makhluk-makhluk ini punya cara hidup yang sangat berbeda, ada yang terbang, berenang, merayap, atau diam saja seperti pohon, pola sebarannya ternyata sangat mirip.


Inilah yang disebut environmental filtering, sebuah proses ketika kondisi lingkungan seperti suhu, kelembaban, atau salinitas menyaring spesies. Hanya mereka yang cukup tangguh dan cocok dengan kondisi lokal yang bisa bertahan. 


“Tidak peduli tantangannya—panas, dingin, kekeringan, atau kadar garam—hasilnya tetap sama: hanya spesies yang mampu beradaptasi yang bertahan,” kata Prof. Manuela González-Suárez dari University of Reading.


Hal yang membuat temuan ini mencengangkan adalah konsistensinya. Pola  ini muncul di seluruh dunia, dari ekosistem darat hingga laut, dari tropis hingga kutub. 


Hal tersebut membuka harapan baru dalam upaya memahami dan meramalkan respons ekosistem terhadap perubahan iklim.


Menurut Joaquín Calatayud dari Rey Juan Carlos University, hal ini menunjukkan bahwa meskipun kehidupan di Bumi tampak kacau dan rumit, ada pola yang bisa diprediksi. 


Ini bisa membantu ilmuwan menelusuri bagaimana spesies berkembang selama jutaan tahun dan meramalkan ke mana arah perubahan ekologi global ke depan.


Apa artinya untuk kita?


Bayangkan zona inti sebagai pusat kehidupan, semacam "mesin kehidupan" yang memompa keragaman ke seluruh wilayah sekitarnya. Kalau zona ini rusak akibat deforestasi, urbanisasi, atau perubahan iklim, efek domino bisa menyebar ke seluruh ekosistem. 


Konservasi bukan cuma soal menyelamatkan binatang langka—tapi juga menjaga mekanisme alami yang menjaga stabilitas kehidupan.


Penemuan ini juga selaras dengan penelitian lain. Misalnya, riset dari Science Advances (2023) menemukan bahwa keragaman genetik dalam zona hotspot lebih tinggi, menandakan peran zona ini sebagai pusat evolusi. 


Juga, studi dari WWF menyebutkan bahwa lebih dari 80% spesies terancam di dunia hidup di dalam atau dekat zona hotspot.


Jadi, dari dasar laut hingga dataran savana, kehidupan di Bumi ternyata mengikuti satu aturan sederhana: banyak spesies berkumpul di zona inti, dan hanya sedikit yang bisa hidup di luar sana. 


Dengan memahami pola ini, kita tak hanya bisa melihat bagaimana kehidupan tersusun, tapi juga bisa lebih cerdas dalam merawatnya.


Sumber: Phys.org - Life from oceans to savannas explained with one single rule


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama