Pulau Hawaii Tenggelam Lebih Cepat dari Dugaan, Ancaman Banjir Parah Mengintai

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bagian dari Pulau Hawaii tenggelam lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.


Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bagian dari Pulau Hawaii tenggelam lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya.    Foto Ilustrasi: Mikhail Nilov/PexelsFoto Ilustrasi: Mikhail Nilov/Pexels


Ringkasan: 

  • Penelitian ini menunjukkan bahwa tenggelamnya Pulau Hawaii disebabkan oleh pergerakan lempeng tektonik dan beratnya pulau itu sendiri.
  • Namun, laju tenggelamnya pulau ini berbeda-beda di berbagai daerah, dengan beberapa daerah tenggelam lebih cepat dari yang lain.
  • Penelitian ini menunjukkan bahwa tenggelamnya Pulau Hawaii dapat menyebabkan banjir yang lebih sering dan parah, terutama di daerah perkotaan.


ngarahNyaho - Peneliti menemykan, sebagian wilayah Hawaii tenggelam lebih cepat daripada wilayah lainnya. Implikasi temuan ini sangat luas, dengan konsekuensi potensial bagi penduduk, bisnis, dan infrastruktur.


Penelitian ini dipimpin oleh para peneliti di University of Hawai’i di Mānoa dan diterbitkan di jurnal Communications Earth & Environment. 


Hasilnya menunjukkan bahwa wilayah yang paling rentan adalah wilayah dataran rendah yang diperkirakan berisiko lama kemudian, khususnya wilayah perkotaan di Oahu.


“Di Hawai’i, dampak kenaikan muka air laut (SLR) sudah banyak diamati, dan mencakup hilangnya pantai, erosi pantai, dan banjir dalam bentuk genangan air laut langsung, aliran balik drainase badai, serta genangan air tanah,” catat para peneliti.


Penelitian difokuskan pada dampak tenggelamnya daratan di tengah kenaikan muka air laut yang terus berlanjut – kontras mencolok yang dapat memicu masalah banjir parah di Hawaii.


Kyle Murray, penulis utama studi tersebut, menekankan betapa seriusnya situasi ini.


“Di daerah yang cepat surut, dampak kenaikan permukaan laut akan terasa jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya, yang berarti kita harus bersiap menghadapi banjir dalam jangka waktu yang lebih pendek,” kata dia.


Tim UH Mānoa mendedikasikan hampir dua dekade untuk memeriksa data radar satelit guna menilai pergerakan tanah vertikal di seluruh Kepulauan Hawaii dengan presisi yang belum pernah terjadi sebelumnya.


Para peneliti dengan cermat memetakan topografi pesisir menggunakan model elevasi digital beresolusi tinggi. Mereka menggabungkan analisis geospasial tingkat lanjut untuk melacak bahkan pergeseran elevasi yang paling halus sekalipun.


Tujuannya untuk membuat model yang komprehensif dan dinamis yang menunjukkan bagaimana penjajaran massa daratan yang tenggelam dan kenaikan permukaan laut akan memperkuat banjir di masa mendatang, khususnya di daerah perkotaan dan pesisir yang rentan.


Pulau-pulau di rangkaian Hawaii perlahan tenggelam saat bergerak menjauh dari titik panas di bawah Pulau Besar. Proses geologi ini telah membentuk kepulauan tersebut selama jutaan tahun.


Mengingat beratnya yang sangat besar dan lempeng tektonik yang bergeser di bawahnya, pergerakan ini sudah diperkirakan. Namun, yang mengejutkan adalah laju penurunannya, yang sangat bervariasi di berbagai wilayah.


Di Oahu, misalnya, laju penurunan tanah setiap tahunnya cukup minimal – sekitar 0,6 milimeter, yang kira-kira setebal 10 lembar kertas cetak standar. Ini adalah pergeseran yang tampaknya dapat diabaikan dari tahun ke tahun.


Namun, beberapa titik di pantai selatan Oahu menyajikan narasi yang berbeda, dengan tanah yang tenggelam pada kecepatan yang mengejutkan 40 kali lebih cepat, mencapai lebih dari 25 milimeter per tahun – laju yang secara drastis mengubah proyeksi risiko banjir dan perencanaan ketahanan pesisir.


Studi ini mengungkap bahwa beberapa bagian dari kawasan industri Mapunapuna dan area serupa dibangun di atas sedimen yang tidak stabil dan timbunan buatan, yang memadat pada tingkat yang lebih cepat. Proses ini mendorong peningkatan dan penurunan tanah yang tidak merata.


Menurut Phil Thompson, salah satu penulis studi tersebut, laju penurunan tanah yang cepat ini melampaui laju kenaikan muka air laut di Hawaii – yang telah mempertahankan rata-rata 1,54 milimeter per tahun sejak 1905.


Oleh karena itu, banjir kronis pasti akan terjadi lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. 


Di wilayah seperti Mapunapuna, hal ini dapat menyebabkan peningkatan lebih dari 50% di area yang terpapar banjir pada tahun 2050 sekaligus memangkas setengah dari jadwal kesiapsiagaan banjir. 


Hal ini menghadirkan tantangan serius bagi Hawaii.


Jika temuan studi ini dipertimbangkan, jelaslah bahwa garis pantai memainkan peran utama dalam menjaga kelangsungan hidup masyarakat pesisir, ekonomi, dan infrastruktur Hawaii.


Oleh karena itu, perencanaan kota dan strategi adaptasi pesisir harus mempertimbangkan temuan ini sehingga urgensi upaya mitigasi tidak diremehkan. |Sumber: Earth.com


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama